Perang Nuklir Zaman Prasejarah?
- ..
Saya
yakin teman-teman semua pernah mendengar yang namanya epik Ramayana
dan Mahabarata, dua epos terkenal dari India kuno yang juga sangat
terkenal dilapisan masyarakat kita (khususnya wong jowo).
Epos Mahabarata mengisahkan konflik hebat keturunan Pandu dan
Dritarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang saya
dapat, eposini ditulis pada tahun 1500 SM, dan menurut perkiraan,
perang tsb meletus sekitar 5000 tahun yang lalu. Banyak
spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, diantaranya ada sebuah
spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata
adalah semacam perang NUKLIR!!
Tapi,
benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era
modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah
menguasai teknologi nuklir?
Masa
sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa pra sejarah dan peradaban
Sumeria dianggap peradaban tertua didunia. Akan selama ini terdapat
berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa
dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000
SM.
Teori
Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti
percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai
Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha
mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban
Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.
Akhir-akhir ini perhatian saya tertuju terhadap sebuah teori mengenai
kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun
yang lalu.
Peradaban
Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur diperkirakan berkembang
dan mengalami masa keemasan antara tahun 30000 SM hingga 15000 SM.
Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga Pegunungan
Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di
bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan
Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan)
hingga kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan
peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama
ini diyakini manusia (4000 BC).
Beberapa
naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan
Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi
dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan
tujuh kota utamanya 'Seven Rishi City' yg salah satunya adalah Mohenjo
Daroo (Pakistan Utara). Dalam suatu cuplikan cerita dalam Epos
Mahabarata dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam
Weimana (sebuah benda mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air,
lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang
dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas
wilayah musuh, lalu dalam sekejap bumi bergetar hebat, asap tebal
membumbung tinggi diatas cakrawala, dalam detik itu juga akibat
kekuatan ledakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan
menghanguskan semua apa saja yang ada disitu.
Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu?
Dari
hasil riset dan penelitian yang dilakukan ditepian sungai Gangga di
India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang
telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu yang besar-besar
pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan
cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan
suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai
suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa
mencapai suhu yang demikian.
Di
dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan
lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh
dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga
yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi.
Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia
juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada
reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan
percobaan nuklir saat ini.
Dari
berbagai sumber yang saya pelajari, secara umum dapat digambarkan
berbagai macam teori dan penelitian mengenai subyek ini memberikan
beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :
Atlantis
dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada
saat yang bersamaan (30000-15000 BC). Keduanya sudah menguasai
teknologi nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika
yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk
seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama)
dan Valakri (Atlantis). Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan
dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato.
Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi's City) dengan
ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah
Mohenjo-Daroo. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai
puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir.
Para
ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak
manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif
yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar. Dalam
sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah
senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata
nuklir masa kini.
Beberapa
Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap
menggambarkan bentuk dari 'wahana terbang' yang disebut 'Vimana' yang
ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Sebagian besar bukti
tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan
bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di
Mesir dan Amerika Selatan. Singkatnya segala penyelidikan diatas
berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban
Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki
abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut
berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa
sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif hingga munculnya
peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
Tahun
1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa
semakin memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah
mengalami era Nuklir yaitu penemuan tambang Reaktor Nuklir berusia dua
miliyar tahun di Oklo,
Republik Gabon.
Infonya:
Reaktor Nuklir Berusia 2 Miliyar Tahun di Oklo, Republik Gabon
Pada
tahun 1972, ada sebuah (Perancis)perusahaan yang mengimpor biji
mineral uranium dari Oklo di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka
terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut
ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta
kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama.
Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk
suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor
nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang
lebih 500 ton biji
Uranium
di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu
watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan
lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun
lamanya. Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah
penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak Tersebar luas di
dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari
teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang
reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu
ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah
limbah nuklir, manusia zaman untuk menyimpan limbah nuklir! prasejarah
sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami
Tambang
uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua miliar tahun, setelah
adanya bukti data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan
maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset
ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir
kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan
pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir. Sekaligus
membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius
kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain
bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat
manusia. Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat
manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja,
dengan adanya penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua
miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya
melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara
penggunaannya.
Hal
yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa mengapa
manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa
mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya
setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini?
Permulaan sebelum dua miliar tahun hingga satu juta tahun dari
peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban manusia. Dalam
masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang
demikian ini menuju ke binasaan? Jika kita abaikan terhadap semua
peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah barang tentu
tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa
mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk
mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah
perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan
mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan
ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan
teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut kita
renungkan dalam-dalam.
Sumber:
Prehistoric Civilization Inspiration for Mankind.